Ayah, Engkau Memang Istimewa


 Bapak sedang memainkan keyboard saat peresmian gedung baru SDK Golo Mongkok

Bapak kami terlahir dalam keluarga yang sederhana. Beliau memiliki nama kecil Umpe. Ia dibesarkan oleh Ayah Agustinus Huntu dan Ibu Theresia Dangul bersama dengan 8 saudara yang lain.

Masa kecil mereka sebagian besar terjadi di kampung Golo Mongkok, desa Watu Mori Kecamatan Rana Mese. Latar tahun 60-an dengan segala karakteristik alam turut mempengaruhi perkembangan kehidupan yang mereka geluti. 

Jika sedang besama, Bapak sering menceritakan kisah saat kala kecil dulu. Saya senang mendengarkan cerita orang tua di kampung. Banyak nilai-nilai positif yang kelak akan kita didapati. 

Bapak pernah tertidur di kebun hingga malam hari.  Ende Buheng yang mengajaknya untuk ke kebun usai pulang sekolah lupa untuk membangunkan ia untuk kembali ke rumah. Saya tidak dapat membayangkan lebatnya hutan di sekitar Golo Molas kala itu. Ketika sampai di rumah, Ende Buheng baru sadar jika Umpe tertinggal di kebun. Alhasil, saudara dari Umpe juga kerepotan untuk kembali menjemputnya di ladang. 

Sebagai salah satu keluarga besar, Bapak dan kedelapan saudaranya memilih sederhana dalam langkah, jujur dalam perilaku. Solidaritas dalam keluarga telah lama tumbuh, meski mereka sering tengel (mabuk) kalau saat kumpul bersama. 

Orang Kuleng terkenal sebagai peminum sopi (arak khas Flores) kelas kakap. Kalau sudah bersama pasti ujung-ujungnya akan menikmati arak. Puncak dari itu semua, ruang temu keluarga besar akan berujung tenggel

Literasi tentang cikal bakal kampung Golo Mongkok tidak ada sama sekali. Sejauh ini belum ada yang mau menulis tentang cikal-bakal kampung Golo Mongkok. Saya bermimpi suatu saat saya akan mewujudkannya. Kami hanya mengandalkan cerita turun-temurun.

Dalam budaya tutur di dalam keluarga kami, Kakek Agustinus Huntu termasuk perintis kampung Golo Mongkok.  

Setiap 3 Agustus kami merayakan hari ulang tahun Bapak. Meski gemerlap tiup lilin tidak pernah kami lakukan, tetapi bukankah doa adalah ucapan syukur yang paling istimewa?

Bapak sebagai salah satu simbol perjuangan keluarga. Kekar dan berprinsip dalam perjuangan. Tegar dalam arungi hidup.

Sekarang beliau sudah 54 tahun. Usia yang tidak lagi muda. Terlampau banyak jejak karya yang telah dijalani. Selama itu juga suka dan duka berbaur dalam satu cangkir lusuh yang bernama perjuangan.

Tentang bapak, banyak daya juang yang patut ditiru. Saya selalu mengagumi beliau. Saya suka melihat kalau beliau tersenyum sumringah usai pulang sekolah. Saya suka kalau beliau tidak sedang darah tinggi. Eh……

Dalam setiap pergumulan saya menjadi pendidik, beliau salah satu inspirator pedagogik saya. Banyak pembelajaran menarik terjadi selama beliau berkarya. Entah di sekolah maupun di Gereja.

Selain sebagai pendidik, bapak juga sebagai pemusik. Liturgi di Gereja kurang apik tanpa sentuhan jemarinya memainkan keyboard.

Untuk urusan di Gereja, beliau selalu meluangkan waktu untuk pelayanan. Entah untuk urusan dekorasi, melatih koor dan bermain musik selalu ia layani dengan tulus jika sedang dibutuhkan. Cintanya terhadap generasi Golo Mongkok sangat besar. Saya percaya itu!

Bapak termasuk multitalenta. Ia salah satu pegiat seni yang bisa menguasai berbagi bidang seni. Soal ini, saya angkat jempol! Gen seni yang Bapak miliki mengalir dalam kaka saya yang ke dua, sedangkan kemampuan seni kami yang lain di bawah rata-rata. Apalagi saya.

Bapak adalah orang yang optimis. Ia selalu mendorong hal-hal positif untuk pengembangan diri kami. Bapak juga termasuk demokratis. Ia tidak mengekang pilihan yang kami miliki.  

Setiap kali bapak menelepon dengan saya, ia selalu irit berbicara. Bapak berbicara ketika disuruh Mama. Beliau berbicara secukupnya saja, jarang bercanda dan poin penting saja yang akan ia bicarakan.

Obrolan beliau juga biasanya seputar perkembangan akan pengabdian di sekolah dan kondisi pada sekolah yang beliau nahkodai. Ia juga jarang menanyakan siapa pacar saya sekarang. Eh, sekedar berharap!

“Sekarang jumlah siswa kami semakin banyak. Guru-guru kami juga sudah banyak yang masih muda” begitu katanya.

Sepertinya beliau menaruh harapan lebih pada guru muda. Begitu sudah! Guru muda merupakan tumpuan pada setiap institusi pendidikan.

“Guru-guru kami juga sudah menggunakan aplikasi untuk pengelolaan rapor. Saya senang dengan daya juang mereka.” ujarnya saat menelpon dengan saya.

Bagi saya, Bapak seorang pendidik yang tulus. Ia terkenal disiplin. Selama ia menjabat kepala sekolah, beliau yang datang lebih awal ke sekolah dan pulang yang paling terakhir. Totalitas dalam pengabdian telah mengakar dalam diri Bapak. Saya selalu mengagumi sikapnya yang rendah hati.

Sebagai anak, kekhilafan sering datang hiasi hari-hari yang kita jalani. Ia hadir setua prilaku kami yang sering berulah juga jarang berubah, akan tetapi sejujurnya kami selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik buat Bapa, juga buat Mama.

Selamat ulang tahun Bapak Sebas Jumpar. Terima kasih cinta dan perhatiannya. Semoga derap langkahnya selalu dilindungi oleh Tuhan. Uwa haeng wulang langkas haeng ntala. Mori momang. Salam Rindu dari Mentawai.





Post a Comment

4 Comments

  1. Luar biasa pak Erik Jumpar ...
    Selamat Ulang Tahun Bapa...
    Salam sehat dan sukses selalu sehingga kelak bisa membahagiakan bapa dan Mama serta keluarga.

    Sapa hangat dari Flores

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih bro. Salam ke tanah Flores. Mari kita berbakti kepada orang tua kita, selagi mereka ada.

      Delete
  2. Selamat ulang tahun yah buat ayah nya pak guru.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Feb. Salam juga buat Bapa yang ada di rumah.

      Delete