Hamparan perkampungan dan sawah di
Arjuna. Gambar diambil dari seputaran Golo Molas
Untaian kata yang indah kembali tersekap dalam segudang rasa yang haru. Begitu juga dengan kerinduan. Ia turut hadir setua dengan perjalanan yang belum tiba di penghujung, masih terus tertatih-tatih tanpa henti.
Selasa, 17 Juli 2018 datang juga. Dinding facebook saya selama 2 hari terakhir dihiasi dengan doa dan harapan. “Selamat ulang tahun. Panjang umur dan sukses selalu”, rata-rata ucapan selamat ulang tahun isinya seperti itu. Doa dan harapan yang mulia.
Seperempat abad sudah langkahi perjalanan hidup ini. Semoga sampai seabad. #Eh!
Sudah tua, tentunya. Semangat tentu harus tetap membara, apalagi masih berdiri sendiri. Selagi muda maka semangat yang dipupuk adalah berdikari untuk pengembangan diri.
Sudah tua, tentunya. Semangat tentu harus tetap membara, apalagi masih berdiri sendiri. Selagi muda maka semangat yang dipupuk adalah berdikari untuk pengembangan diri.
Kali ini dan untuk kedua kalinya, saya merayakan sukacita dalam balutan rindu yang pekat. Saya masih berdiri di sini dengan rasa yang sama, rasanya selalu memantik sesuatu yang haru, selalu ingin pulang.
Selebrasi ulang tahun di rumah tentu lebih istimewa. Sederhana namun berkesan. Selalu ada pembeda ketika merayakan hari ulang tahun bersama. Ceritanya mau tidak mau harus dijalani. Tentang selebrasi sederhana di gubuk depan SD Katolik Golo Mongkok, gubuk istimewa yang selalu memanggil pulang.
Rasa rindu kembali hadir kala bercanda ria bersama dengan kakak-adik tercinta, juga teman masa kecil dan keponakan yang usil matipunya. Kenangan-kenangan itu selalu memacu jatuhnya air mata, mengundang kembali untuk memulai yang baru di rumah yang telah mengutus kita sejauh ini.
Ketika rumah dijadikan ruang rindu pelepas peluh, kita pun dituntut untuk kembali bersama, ke sana. Karena rumah adalah tempat terindah untuk pulang, tempat terindah menghapus peluh dan beban hidup.
Lagi-lagi, saya menyadari bahwa sekarang usia saya sudah tua. Malamnya Mama menelepon untuk mengucapkan selamat ulang tahun, ia juga berkata demikian. “Nana, tua ge” begitu katanya.
Sayangnya, saat pagi di 17 Juli kali ini, Mama lupa dengan ulang tahun saya. Untungnya ada kaka sulung yang mengingatkan beliau. Kesibukan di rumah dan ladang kemungkinan besar menjadi pemicunya.
Sayangnya, saat pagi di 17 Juli kali ini, Mama lupa dengan ulang tahun saya. Untungnya ada kaka sulung yang mengingatkan beliau. Kesibukan di rumah dan ladang kemungkinan besar menjadi pemicunya.
Sampai di titik ini, saya menyadari masih banyak yang belum. Masih banyak yang luput dari jejak karya dan perhatian.
Memperhatikan kesehatan salah satunya. Pola hidup sehat jarang saya terapkan. Sebuah perilaku yang tidak baik sejak merambah dunia aktivis di Ruteng dulu.
Memperhatikan kesehatan salah satunya. Pola hidup sehat jarang saya terapkan. Sebuah perilaku yang tidak baik sejak merambah dunia aktivis di Ruteng dulu.
Gaya sembrono dengan semangat anti kemapanan turut terbawa sampai sekarang. Jangan heran gemerlap tiup lilin dan tepuk tangan untuk perayaan ulang tahun untuk saya adalah sesuatu yang asing. Tidak membudaya dalam keseharian kami. Seandainya selebrasi kemarin diketahui oleh Dolfo Suhardi, pasti ia terkekeh-kekeh dan menghujat saya habis-habisan. Hehehe. Sejujurnya, gaya hidup hedon menjauh dari aktivis luar kampus.
Terlepas dari itu semua, terima kasih bagi teman-teman pemuda yang turut merayakan ulang tahun saya kemarin. Sebuah ritual tiup lilin dan potong kue perdana dalam hidup saya. Terima kasih juga bagi seseorang (anonim) yang telah kesusahan menyiapkan kue dan tetek-bengek lainnya.
Pada sukacita yang ke dua kalinya di tempat ini, saya ingin kembali ke sana. Saya rindu senja yang sama. Saya rindu teman-teman yang di sana, ingin kembali ke rumah.
Di 17 Juli pada tahun yang akan datang, ingin kembali melihat senyum bahagia dari sang bunda sembari membuat tanda salib di dahi dan beriringan dengan doa yang tulus; selamat ulang tahun Nana. Sehat dan sukses selalu.
Tapi, entahlah! Hanya dengan memperbudak waktu, kita telah membungkam peluh. Terima kasih orang rumah. Sehat dan sukses selalu buat kita semua.
0 Comments