Berhimpun itu Indah

Margasiswa PMKRI Cabang Ruteng 
St. Agustinus di Jl. Pelita Ruteng, Flores (foto:Apri Mantur)

Pilihan berorganisasi bagi mahasiswa tentu merupakan pilihan bijak. Di dalam dinamika kehidupan mahasiswa, organisasi adalah salah satu kebutuhan primer untuk pengembangan diri. Dengan berorganisasi spirit kolektivitas ditata. Nilai-nilai sosial untuk berbaur dengan orang lain perlahan--lahan dibangun.

Militansi di dalam organisasi dikonstruksi bersama dengan jalannya proses membina diri. Pelajaran dibentak dan dibentuk senior turut membekali ziarah pengembangan khazanah berpikir.

Kendati demikian, pilihan berorganisasi tak pelak dari cercaan yang mendiskreditkan. Prespektif klasik berseliweran ketika teman sekelas memilih untuk membina diri dalam organisasi. Siap-siap asumsi dangkal dialamatkan. Semisal, kelak lho akan menjadi mahasiswa paling lama. 

Anggapan ini tentu picik dan sangat tendensius. Jika ditelaah lebih jauh, serasa pendapat demikian sangat tidak patut untuk dijadikan refrensi berpikir. Yang pasti banyak nilai plus dari pembentukan diri di dalam organisasi itu sendiri. 

Di sisi lain, regulasi kampus yang mengekang mahasiswa juga turut berpengaruh. Apalagi hingga sekarang demam mengharamkan aktivitas organisasi ekstra kampus untuk masuk lebih jauh ke kampus dihidupkan kembali. Hal ini tentu menjadi momok yang menggarangkan jika tidak diimbangi dengan refrensi mahasiswa terkait eksistensi organisasi terkait.

Puncaknya, mahasiswa akan memilih untuk absen mendaulat dirinya sebagai aktivis. Ia memilih untuk mengkultuskan dirinya. Ia tidak sadar bahwa dalam sejarah peradaban bangsa, mahasiswa didaulat sebagai pemain utama.

Pengembangan Intelektual

Dinamika organisasi yang didominasi oleh energi positif turut membentuk pola pikir yang berkualitas. Tesis demikian dilandasi oleh pola pembinaan dalam kurikulum organisasi yang terukur dan teratur juga dalam urusan menjalankan kaderisasi, termasuk PMKRI yang tetap konsisten untuk membentuk kader berkualitas berkat pembinaan yang masif tadi.

Sebagai kader PMKRI, kultur organisasi turut mempengaruhi perubahan pola pikir. Saya turut merasakan dampaknya. Dialektika organisasi dengan kultur diskusi yang intensif mendukung lahirnya kader-kader yang militan dalam berpikir dan bertindak.

Dialektika telah membawa kader perhimpunan agar berbentur ide dalam dinamika internal dan eksternal organisasi. Tanpa proses dialektika, kader akan menjadi “tumpul” rasionalitas dan analisisnya. Ia tak mampu berargumentasi dengan sistematis. Kelak, ia menjadi kader karbitan. Kader yang belum siap tampil.

Organisasi besar karena proses. Tidak ada proses yang mencundangi hasil. Diskusi dan kegiatan akademik lainnya sangat penting untuk mematangkan analisis kader. Dengan berdiskusi kader mendapatkan asupan gizi intelektual” yang cukup.

Budaya diskusi yang tidak rehat berujung pada adanya ruang pembongkaran ide yang berjalan sehat. Alhasil, kita menjadi kader yang benar-benar siap tampil.

Keseksian

Berhimpun diri dalam organisasi merupakan suatu keindahan yang tak tertandingi. Keindahannya mengalahkan seluruh keindahan yang ada di muka bumi. Dalam proses berhimpun, kita mengalami perbenturan ide dari waktu ke waktu.

Dengan berhimpun, kita dibawah spirit “kekitaan” bukan “keakuan”. Dalam konteks perhimpunan, ego “keakuan” harus ditanggalkan. Kita berproses dalam polarisasi “kekitaan”. Ego-ego “keakuan” dikorbankan demi sebuah kehidupan yang kental akan nilai “kekitaan”.  

Di PMKRI, luka di kakimu, darah di kakiku. Ketika salah satu kader dicubit, maka wajib hukumnya untuk seluruh kader merasakan sakitnya.

Hari ini, PMKRI Cabang Ruteng kembali merayakan hari ulang tahun yang ke 49. Tetap berkibar untuk melahirkan kader-kader yang militan dan progresif.

Seperti mengutip ucapan Bang Marsel Gunas di grup WA "Perjalanan belum sampai di puncak. Misi masih di pundak. Belum sirna. Belum habis.". Saya tambahkan pula belum padam. Belum kalah. Kita masih ada. 

Selalu bangga telah dilahirkan dari rahim PMKRI Cabang Ruteng St. Agustinus. 

PRO ECCLESIA ET PATRIA
Manunggal dengan Umat, Terlibat dengan Rakyat.


Post a Comment

2 Comments