Warga lokal sedang mencari ikan dengan menggunakan rakit sederhana.
Matahari mulai tumbang di kaki langit, menyisakan
merah di atas kepala. Ku tatapi kopi dalam gelas lusuhku sudah habis diseruput.
Dalam hati, selalu muncul gejolak berpikir untuk kembali berlari di hari esok, dan naasnya lagi-lagi
memori kembali diungkit akan indahnya
alam di tempat yang selalu nyaman dan aman untuk tidur.
Saya kembali terkenang tanah di ujung timur Nusa
Lale, Manggarai Timur. Alam dan budaya yang memesona memikat rasa rindu bagi
siapa saja yang pernah mengunjunginya. Decak kagum dan daras syukur pada Yang
Empu-Nya kehidupan mengeliat ketika kita menyambangi kabupaten bungsu di
Manggarai itu.
Kalau Anda mengunjungi Labuan Bajo, rasanya tidak
lengkap jika tidak menjajal destinasi wisata lainnya di Manggarai. Sebaiknya,
daftar destinasi wisata yang Anda kunjungi memasukan Manggarai Timur sebagai
salah satu tujuan, mungkin saja Anda akan terkesima dan jatuh hati dengan salah
satu pesona wisata di Manggarai Timur. Ya, Danau Rana Mese namanya.
Pemandangannya indah, udaranya relatif dingin, hutan
yang lebat dan nuansanya hening bak menu yang siap disajikan pada Anda saat menyambangi danau yang masuk dalam kawasan Taman Wisata Alam Ruteng
itu.
Danau Rana Mese terletak di Desa Golo Loni,
Kecamatan Rana Mese Kabupaten Manggarai Timur. Letak yang jauh dari pemukiman
warga dan terletak dalam kawasan hutan lindung membuat situasi yang tercipta
berlangsung hening adanya.
Saat saya kuliah di Ruteng dulu, menepi di Rana Mese
selalu menjadi sesuatu yang tidak pernah saya lewatkan. Terletak di jalur
strategis Trans Flores, Danau Rana Mese mudah untuk dikunjungi.
Dengan modal dua ribu rupiah untuk membayar tiket
masuk, saya biasanya istirahat sejenak lalu menjajaki setapak demi setapak di danau
yang selalu menjadi tempat untuk memancing dari warga sekitar. Sembari
berjalan, menikmati rokok selalu menemani pergumulan batin saya di Rana Mese,
soalnya Rana Mese terkenal dengan dinginnya. Merokok adalah alternatifnya.
Sisi barat Danau Rana Mese
Di Danau Rana Mese, kondisi airnya sangat
tenang dan berwarna khas hijau. Jika Anda menyambangi Rana Mese saat sore maka
sensasinya semakin bertambah, kabut mulai menutupi kawasan itu. Hutan disekelilingnya memancarkan nuansa keteduhan. Tak pelak, Rana Mese bisa menjadi
pilihan yang tepat untuk merasakan sensasi alam yang mendamaikan.
Danau ini diapit Gunung Mandosawu (2.400 mdpl) yang
merupakan puncak gunung tertinggi dalam mata rantai pegunungan Ruteng dan
Gunung Ranaka (2.140 mdpl), yang merupakan puncak tertinggi kedua setelah
Mandosawu.
Danau Rana Mese memiliki luas 11,5 hektar dengan
ketinggian 1200 mdpl serta kedalaman 43m pada bagian cekung. Danau ini menjadi
rumah bagi beberapa satwa liar dan menyimpan potensi perikanan yang cukup
menjanjikan. Potensi air yang cukup jernih dimanfaatkan juga untuk kebutuhan
air bersih dari warga di Kecamatan Rana Mese dan Kecamatan Borong.
Pengalaman saya saat berkunjung ke Rana Mese, acap
kali tidak banyak wisatawan yang menyambangi Rana Mese setiap harinya. Hanya ada beberapa warga sekitar danau yang
sedang memancing ikan dengan rakit kayu yang sederhana.
Melangkah lebih jauh dengan menjajaki area Rana Mese.
Itulah sebabnya danau ini bak sebuah gadis cantik
yang melahirkan ketenteraman, sebab tersembunyi di tengah hutan yang masih
eksotis. Udaranya bersih dan nuansanya tenang, sehingga danau ini layak menjadi
alternatif liburan bagi siapa saja, terutama bagi Anda yang ingin berwisata
mencari ketenangan bathin, yang mungkin sudah lelah dengan sumpeknya
ingar-bingar kota besar. Ayo! Selamat Berlibur.
0 Comments