Untuk Semua Ayah Nomor Satu di Dunia; Selamat Hari Ayah


Setiap 12 November kita merayakan Hari Ayah. Perayaan Hari Ayah memang tidak semasyhur merayakan Hari Ibu. Akan tetapi, bukankah Ayah termasuk orang yang luar biasa dalam kehidupan kita sehari-hari? Bukankah Ayah selalu menjadi juara di hati setiap anak-anaknya?


Ayah juga sebagai perangkul (foto;google)

Hari Ayah adalah hari untuk menghormati seorang ayah di dalam keluarga. Dilansir dari Wikipedia, biasanya perayaan Hari Ayah diisi dengan memberikan hadiah kepada ayah atau kegiatan lainnya dalam keluarga masing-masing. 

Di kampung-kampung belum ada perayaan khusus untuk memperingati Hari Ayah, bahkan belum banyak yang mengetahui jika selain Hari Ibu ada juga Hari Ayah. Iya to?

Di Indonesia sendiri, perayaan Hari Ayah dirayakan setiap tanggal 12 November. Hari Ayah pertama kali dilaksanakan pada tanggal 12 November 2006 di Kota Solo semasa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Ayah atau apapun sapaan yang sering digunakan, misalnya, Papa atau Bapak. Bagi orang Manggarai biasanya dengan menyebutnya sebagai “Ema” di wilayah Manggarai Tengah, atau “Ame” di sebagian wilayah Manggarai Barat.

Ayah adalah tulang punggung, sandaran dan pelindung dalam sebuah keluarga. Melalui sentuhan tangannya, urusan keluarga jadi lancar. Ia sosok yang patut diandalkan dalam berbagai lini kehidupan keluarga. Dengannya, berbagai urusan tuntas seketika.

Ayah ibarat seorang maestro dalam kehidupan keluarga. Tanggung jawabnya besar dalam membesarkan anak-anak. Derap langkahnya membawa sejuta harapan. Membuka jalan bagi seluruh anak-anaknya yang membutuhkan tuntunannya. Darinya mengalir cinta yang tulus, tanpa membutuhkan balasan berupa fulus.

Menulis tentang ayah melampaui imajinasi. Cerita tentangnya tidak berujung pada pena dan kertas. Cintanya lepas dan selalu berbekas.

Ia tidak seperti ibu yang selalu hadir ketika kita tertatih-tatih dalam melangkah. Ayah lebih banyak berdiri di belakang layar. Kerisauan yang menggerogoti pikirannya terlampau besar. Ia lebih banyak membungkus rasa sayang di dalam hati.

Ketika kita sakit waktu kecil, Ibu biasanya selalu panik. Sementara Ayah biasanya terlihat tegar. Pancaran wajahnya terlihat sabar. Ia berjiwa besar. Ayah memang selalu merasa sok kuat. Padahal ia juga menyimpan kegelisahan yang sama. Ayah hanya tidak ingin terlihat sebagai lelaki yang lemah di mata ibu dan anak-anaknya.

Ayah juga lihai dalam memainkan skenario. Ia termasuk sutradara ulung dalam keluarga. Ayah selalu punya cara untuk menyembunyikan kenyataan dalam keluarga. Misalnya, ketika anaknya sudah mengenyam bangku pendidikan di sekolah menengah dan sedang membutuhkan uang untuk keperluan di sekolah. Ayah selalu saja menyanggupinya. Ayah juara selalu punya jalan untuk memenuhi kebutuhan anaknya, meski pada saat demikian mereka juga sedang mengalami kekurangan.

Kami bersyukur memiliki ayah yang hebat. Bapak Sebas namanya. Ia termasuk ayah yang mahahebat. Buah pemikirannya selalu mendorong kami untuk berubah. Baginya, pengabdian terbesar adalah mengutamakan kepentingan dari anak-anak.

Berkat tangannya, kami selalu diarahkan untuk meraih impian yang kami angankan. Ia menghendaki bahwa mimpi perlu diraih dengan semangat juang yang tinggi. Tanpa perjuangan yang gigih, niscaya impian bisa digapai.

Ayah kami bukan hanya sebagai pendidik di sekolah. Ia termasuk seorang petani yang sukses. Lahan-lahan kosong yang kami miliki dipenuhi dengan pohon mahoni, pohon jati merah dan pohon jati putih. Kami juga tidak kekurangan buah-buahan segar. Setiap hari di atas meja selalu ada buah-buahan yang disuguhkan. Pisang, nenas dan nangka tumbuh subur di ladang juga di belakang rumah kami.

Berkat keuletan ayah, rumah kami dibangun dari kayu yang diambil dari ladang sendiri. Sudah tiga rumah yang dibangun dengan sumber kayu dari ladang kami sendiri. Hingga kini persediaan kayu kami masih cukup. Bahkan, ada juga keluarga dekat yang meminta kayu jati atau mahoni jika kesiapan bahan untuk membangun rumah berkurang. Ayah memberi dengan ikhlas. Ia selalu mengajarkan bahwa berbagi itu suatu perbuatan yang baik.

Sekarang Ayah juga sebagai petani sawah. Rata-rata setiap panen menghasilkan gabah yang lumayan besar. Hasilnya bisa untuk persediaan keluarga kami hingga panen musim berikutnya tiba. Sebagiannya lagi dijual. 

Jangan heran ketika ayah usai bertani di sekolah, ia akan ke ladang untuk merawat tanamannya. Ayah kami memang luar biasa. Teramat luar biasa. Saya mengagumi semangatnya yang tak pernah pudar, begitu juga dengan kegigihan yang tak luntur.

Ayah memang hebat. Ia berhasil menjadi juara di hati kami. Cinta dan perhatian yang ia berikan selalu hadir setiap waktu. Cintanya tak pernah purna, semangatnya tak pernah lelah dan derap langkahnya belum lelah. Apalagi kalah. Ayah belum kalah.

Terima kasih Ayah. Dan, untuk seluruh ayah hebat di seluruh dunia; Selamat Hari Ayah. Sirami terus dunia dengan kasih yang tulus, dengan niat yang baik untuk membesarkan buah hati.  

Kami akan selalu mengenang kalian sebagai ayah juara. Ayah nomor satu di dunia.  



     








Post a Comment

0 Comments