Dalam pergumulan saya di tempat ini, banyak hal-hal baru yang saya temukan. Sebagai sebuah perjalanan sekaligus sebuah karya kehidupan, maka waktu dilalui untuk menanamkan harapan. Saya percaya selalu ada ‘’bonus’’ dari sebuah perjalanan panjang di tempat kita berkarya.
Setiap berjumpa dengan orang baru: ada pengalaman yang dipetik, ada nilai lebih yang bisa dibawa pulang, ada kisah-kisah indah yang meruntai dalam lembaran kehidupan yang kita geluti.
Selama itu juga, tentu ingatan akan rumah terus membuncah dalam pikiran, niat untuk pulang pun bergelora dalam lamunan setiap perantau. Saya percaya, Anda juga merasakan hal yang demikian. Selalu ingin pulang.
Di dalam perjalanan di tanah ini, saya termasuk yang selalu berpikir untuk pulang. Yang pasti bukan karena tidak betah. Saya sangat percaya, teriknya mentari yang datang di siang hari agar kita tahu bahwa rumah itu menyejukan. Dan, di mana kita merasa damai, mungkin di situlah rumah yang bisa kita tempati.
Pulang adalah tugas yang harus dituntaskan oleh setiap orang. Entah pulang ke rumah, pulang dari tempat kerja, pulang dari sekolah, atau pulang dari ladang. Eh, kecuali pulang ke pelukan mantan. Jangan. Itu pilihan yang salah. Berat. Kamu juga tidak akan bisa melakukannya. Smile!
Untuk alasan pulang, setiap orang bekerja membanting tulang siang dan malam. Semuanya demi pulang. Dan, membuat orang rumah senyum sumringah.
‘’Pergilah ke tempat manapun yang ingin kau kunjungi di dunia ini,
tapi jika kau sudah lelah, pulanglah!’
Puncaknya, ketika pundi-pundi rupiah terkumpul, orang pasti mulai berpikir untuk pulang. Demi pulang juga, perantau biasanya menyisihkan pendapatannya untuk ditabung. Bisa jadi dilakukan dengan cara mengurangi jatah makan setiap hari. Semua itu dilakukan dengan tujuan: pulang.
Sudah 14 bulan saya pergi tinggalkan rumah. Selama itu juga ingatan akan rumah terus terbawa dalam lamunan. Di dalam setiap lamunan, selalu membuncah ingatan akan rumah. Saya percaya rumah selalu punya roh untuk memanggil pulang.
Saking kuatnya keinginan untuk pulang, saya pernah berpikir untuk pergi dan tidak akan kembali. Sekarang, saya sudah sangat nyaman untuk menjalankan proses selama di sini. Saya selalu berharap, jalan panjang yang saya lalui tidak terus-terusan berkerikil.
Pada titik ini, dan pada suatu saat, saya akan pulang. Pulang sebagai medium kembali merawat kenangan. Kembali ke rumah, adalah harapan bagi semua orang. Kembali untuk mengingatkan kenangan-kenangan yang telah terukir, lalu merawat dan melanjutkan apa yang perlu dibuat.
0 Comments