Saat Kole Beo Bergema di Ranah Minang



Senyum sumringah terpancar jelas dari langit senja di Ranah Minang saat songsongi detik-detik pergantian tahun. Ia tersenyum bahagia, seolah-olah melepas beban panjang kehidupan. Senja itu, ia telah menjalankan tugasnya dengan tuntas. 365 hari bukanlah waktu yang mudah, mengelilingi bumi membawa harapan.

Setiap tutup tahun, dunia akan merayakan selebrasi secara besar-besaran. Langit malam sebelum menuju tahun yang baru akan dihiasi dengan kembang api.

Di kampung-kampung, di tanah Nuca Lale, waktu kecil dulu kami merayakan tahun baru dengan sederhana. Kami biasanya membuat meriam bambu. Bambu yang telah disiapkan lalu dilubangi, dan selanjutnya menyiapkan minyak tanah untuk ditiup sehingga menghasilkan bunyi. Dengan dentuman bunyi meriam yang keras, anak-anak kecil tertawa bahagia, terbuai dalam semerbak indahnya menutup dan menyambut mimpi di tahun yang akan datang. Kita terhanyut dalam sukacita menyambut harapan di tahun yang baru.

Selebrasi yang sama juga kami rayakan di tanah rantau. Sebagai diaspora, perayaan tahun baru begitu elegannya apabila dirayakan dalam warna persaudaraan yang kental. Bermodalkan semangat persaudaraan dalam organisasi Flores, Sumba, Timor dan Alor (Flobamora) Padang, rumah bersama diaspora NTT di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, kami melawat persaudaraan dalam sukacita Natal dan tahun baru.

Di penghujung penutupan tahun 2017, tepatnya pada 31 Desember 2017, Flobamora Padang melangsungkan acara Natal dan Tahun Baru bersama. Acara yang digagas sekaligus sebagai momentum dies natalis Flobamora Padang ke 22 ini dipusatkan di jalan Samudera No. 20  dan dilangsungkan sepenuhnya dalam cita rasa kekeluargaan yang kuat.

Sejak sore, hiruk-pikuk pemuda Flobamora sebagai panitia terlihat jelas dalam dan luar tenda yang berada di dekat laut. Orang menyebutnya Taplau, mungkin dari gabungan kata tepi laut, sekedar dugaanku yang tak mendasar.

Malam pun tiba. Rentetan acara perlahan-lahan dimulai. Master of Ceremony naik ke panggung. Letupan suara yang keluar dari mulutnya menyapa hadirin yang berada dalam kemah. Sapaannya menandakan bahwa sebentar lagi acara dimulai.

Masing-masing orang menyumbangkan lagu. Lagu yang dibawakan umumnya berbahasa daerah. Soal ini, patut dimaklumi. Ruang temu sesama saudara memang menceritakan kerinduan akan kampung halaman, dan lagu berbahasa daerah dapat dijadikan medium untuk mengungkit rindu.

Kekuatan lagu dan bahasa daerah itu memperkuat identitas, ciri khas dan  alat komunikasi pelepas rindu. Disamping itu, ia juga berfungsi sebagai bahasa budaya, bahasa pemersatu intra-etnis, mempererat keakraban serta untuk mengetahui sejarah dan bukti peninggalan nenek moyang dalam bentuk perangkat bertutur.

Ah, malah membias. Kembali lagi. Kami pun tertantang untuk membawa lagu Manggarai. Berkat kesepakatan bersama, Kole Beo adalah lagu yang tepat. Kole beo yang secara umum mengambarkan kerinduan untuk pulang kampung (beo, golo) setelah sekian lama merantau untuk mencari harapan di tempat lain.

Bait demi bait, lagu itu keluar dari mulut perantau muda Manggarai. Raut wajah kami tampak haru. “Danong aku lako, ledong tanah dading. Pencang ende-ema agu ase kae. Woko nuk latung tunu, tapa de ende momang ge, ndurus wae lu’u retang tenang kole beo”. 

Lirik-lirik itu keluar lantang dari mulut para perantau yang semuanya pendidik pada lintas Yayasan Prayoga Padang. Sembari bernyanyi keras sesekali kami tertunduk.

Ende ho kole anakme. Ema naka cama titega, kamping ase kae..e, Ce’e beo. Riuh tepuk tangan saat lagu itu usai. Saya pun terkesima dengan makna yang ada dibalik Kole Beo. 

Lagu Kole Beo memang menarasikan tentang pulang. Meski raga kita tidak pulang ke kampung, tetapi pulang ke dalam “diri” sangat penting untuk dilakukan. Refleksi diri. Itu bahasa yang padanan. Mulai memaknai apa yang sudah dijahit pada tahun yang lama dan apa yang akan ditenun pada tahun yang baru.
Semoga.

Post a Comment

2 Comments

  1. Flobamora selalu di hati..... 😊😀😀😀

    ReplyDelete
  2. Flobamora sayang ee,Flobamora manis ee. Bae sonde bae, Flobamora lebe bae.

    ReplyDelete