Tampilan pohon ketapang di halaman SDK Golo Mongkok (foto:dok. erik jumpar)
Waktu terus bergulir
cepat. Sudah
habis begitu banyak lembaran kertas putih yang usai kita jajaki. Suka-duka
mewarnai jalan panjang ziarah kehidupan pada tempat dimana kita berkarya.
Dalam teori John Locke,
dengan teori tabula rasa yang masyhur
itu, ia mengungkapkan bahwa pikiran (manusia) ketika lahir berupa “kertas
kosong” tanpa aturan untuk memproses data, dan data yang ditambahkan serta
aturan untuk memprosesnya dibentuk hanya oleh pengalaman inderanya. Artinya,
sebagian kehidupan manusia terbentuk oleh adanya pengalaman hidup. Positif
maupun negatif.
Pada kertas putih itulah
manusia mulai mencoret tentang hidup. Ada yang memiliki tinta yang cukup, juga
ada yang persediaan tintanya menipis. Ujung-ujungnya hasil coretannya ada yang
maksimal dan tidak maksimal. Coretan pada kertas putih yang kosong itulah
proses panjang hidup manusia, dan proses itu bernama kenangan.
Begitu banyak kenangan
yang melekat dalam pikiran manusia. Dari semua itu, tentu masih ada “sekian”
kenangan yang tertata rapi dalam memori. Kenangan-kenangan itu bila diingat
kembali sejenak akan membuat kita
mungkin tertawa geli.
Bayangkan kita sedang
mendengarkan alunan lagu yang indah dan saat itu kita sedang berada pada suatu
tempat, dan menariknya larik lagu tersebut mengingatkan kita pada suatu
kenangan indah masa lalu. Kita tersenyum lalu tertawa bahagia. Indah bukan?
Facebook bisa membawa kita kembali ke masa lalu. Pada menu pemberitahuan biasanya setiap hari facebook selalu memunculkan keterangan “ Anda memiliki kenangan dan lihat kenangan Anda”. Dari keterangan tersebut, kita dapat melihat aktivitas kita pada satu, dua atau tiga tahun yang lalu. Entah, status FB yang galau (khusus yang jomblo) atau mungkin postingan foto.
Facebook bisa membawa kita kembali ke masa lalu. Pada menu pemberitahuan biasanya setiap hari facebook selalu memunculkan keterangan “ Anda memiliki kenangan dan lihat kenangan Anda”. Dari keterangan tersebut, kita dapat melihat aktivitas kita pada satu, dua atau tiga tahun yang lalu. Entah, status FB yang galau (khusus yang jomblo) atau mungkin postingan foto.
Nah, pada menu
pemberitahuan hari ini FB kembali mengingatkan saya pada kenangan 2 tahun lalu,
tepatnya pada 6 Februari 2016. Saat itu saya mengikuti masa job training atau PPL di SDK Golo
Mongkok sebagai bekal untuk persiapan
menjadi guru. Iseng-iseng saya mendokumentasikan pohon ketapang depan gedung
SDK Golo Mongkok lalu diposting di media sosial. Pohon yang berdaun lebar,
buahnya bertempurung keras dan bijinya bisa dimakan itu melahirkan banyak cerita untuk civitas SDK
Golo Mongkok.
Bagi alumni SDK Golo
Mongkok, pohon ketapang yang tumbuh kokoh depan halaman sekolah tentu tidak asing dalam sebagian sejarah masa
kecilnya. Di sini biasanya, kita habiskan waktu senggang untuk bermain. Jika bel
istirahat pertama dan kedua dibunyikan, kaki-kaki kecil keluar dari ruangan
kelas lalu menuju halaman sekolah.
Suhu yang kadang panas
mewajibkan kita untuk berlindung dibawah teduhnya pohon ketapang. Di bawah rindangnya pohon ketapang, kita mengisi
waktu dengan bermain karet gelang, maen
cina, lompat tali serta bergelantungan pada dahan ketapang. Ada juga yang memiliki
nyali untuk menjajaki puncak pohon ketapang, dan untuk yang berani sampai ke
puncak pohon ketapang, Puji Tuhan jika
luput dari pantaun guru. Jika tidak, engko
mati sudah. Hehehe.
Kondisi terkini SDK Golo Mongkok dengan tampilan gedung baru (foto: dok. erik jumpar)
Hingga saat ini, pohon
ketapang depan SD tetap menjadi tempat favorit untuk bermain. Sesuatu yang
tidak pernah pudar termakan zaman. Saat saya PPL, saya terhanyut dan terlibat
untuk mengamati anak-anak sekolah yang bermain di bawah pohon ketapang. Saya
menikmati setiap aktivitas yang mereka lakukan. Indah. Mereka tertawa lepas.
Senyum dan bahagia. Meraka terhanyut dalam fase merayakan masa kecil. Merayakan
masa depan.
Saya percaya, sampai
kapan pun pohon ketapang itu akan selalu menciptakan berlapis-lapis imajinasi
generasi Golo Mongkok. Mimpi-mimpi kecil kita mulai disulam dari pohon ketapang
ini. Dibawah teduhannya, tentu kita pernah berpikir, nanti saya akan menjadi
ini dan itu, dan bagi saya mimpi-mimpi kita dibentuk juga oleh apa yang kita
permainkan saat kecil dulu.
Karena itu, setiap
kenangan yang terabadikan dengan rupa foto-foto, catatan atau perasaan harus
tetap dirawat. Sesekali mungkin kita akan membukanya lagi, lalu tertawa kecil
dan bergumam dalam hati “terima kasih kenangan”. Bayangkan saja, waktu yang berlalu cepat kadang membunuh
kenangan masa lalu yang mengasyikan dan berharga pada suatu waktu dan tempat. Sebab
itu, saya sarankan hargai dan rawatlah masa lalu. Rawatlah kenangan yang pernah
membentukmu, kenangan saat SD dulu dan kenangan bersuka ria dibawah pohon
ketapang. Terima kasih pohon ketapang. Ketapang yang akan terus terkenang.
Kita syukuri hidup kita
sekarang dan mari menghargai masa lalu, kecuali masa lalu ditinggal pacar. Itu
haram hukumnya dijadikan kenangan. Berat. Sakit. Seperti saya yang ditinggalkan pacar,
itu tidak akan dijadikan kenangan untuk saya. Hehehe.
Salam Rindu alumni SDK
Golo Mongkok. Kapan-kapan kita ngopi dan bercerita tentang mimpi yang perlu
kita buat. Mimpi-mimpi bagi generasi
Golo Mongkok.
Erik Jumpar, Alumni SDK Golo Mongkok 1999-2005.
0 Comments